Jumat, 21 Desember 2012

sepucuk surat untukmu ibu

Ibu kau yang telah melahirkanku, engkau yang telah merawat dan membesarkanku hingga aku tumbuh dewasa seperti ini. Ibu anakmu ini sangat merindukanmu. Setelah lama berpisah denganmu Ibu aku baru tersadar akan pengorbanan dan cinta kasihmu terhadapku. Ibu aku sangat merindukan belaian kasih sayangmu, canda tawamu, serta aku rindu caramu memarahiku. Maafkan anakmu yang  selalu membantah kata-katamu Ibu, aku selalu mengabaikanmu, bahkan setelah beranjak remaja aku tak pernah memberikan sedikitpun waktuku untukmu. Aku hanya sibuk dengan urusanku sendiri. Ibu, ajari aku cara mengalah, seperti caramu memeluk keegoisanku hingga aku bisa memahami dan mengerti.
Ibu kau bidadariku, tanpamu Ibu aku tak bisa seperti ini. 16 tahun engkau selalu ada untukku, engkau memberikan segala jiwa dan ragamu, engkaulah yang terbaik untukku. Ibu, maafkan aku yang terkadang tak perduli akan nasihatmu, aku selalu melanggar apa yang engkau katakan, bahkan terkadang aku pura-pura tidak mendengar kata-katamu. Begitu berdosanya anakmu ini Ibu, tapi mengapa Ibu, mengapa kau tidak pernah mengeluh sedikitpun, mengapa?. Cinta, pengorbanan, ketulusan dan air mata, darimu aku belajar memahaminya Ibu.
Begitu indahnya senyuman Ibu, hingga tiada kata jenuh untuk melihatnya. Aku tau Ibu, dibalik senyuman manismu terdapat banyak luka yang engkau pendam. Engkau selalu terlihat tegar, engkau tak pernah mengeluh sedikitpun. Engaku begitu tabah menghadapi segala cobaan yang ada.  
Terima kasih Ibu atas perhatianmu, walaupun kita terpisah oleh jarak tapi aku bisa merasakan kasih sayang dan kepedulianmu. Bahkan jika aku jatuh sakit, aku tau kalau engkau di sana sangat khawatir dengan keadaanku. Walaupun aku tidak melihat dengan mataku, tapi aku bisa merasakannya dengan hati ini Ibu. Ibu engkau menangis karenaku, engkau menderita karenaku, engkau kurus karenaku dan bahkan kulitmu yang mulus itu berubah menjadi keriputan, itupun karenaku. Engkau mengorbankan segalanya untukku. Sedangkan aku, aku tidak tau bagaimana cara membalas jasa-jasamu Ibu. Maafkan aku yang belum bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan Ibu, maafkan aku hanya menyusahkanmu, tanpa pernah memikirkan harapan dan impianmu.
Tapi satu hal yang perlu Ibu tau, anakmu disini selalu memikirkanmu. Aku juga selalu khawatir akan keadaanmu Ibu, aku ingin Ibu selalu ada di sampingku. Dan aku ingin senyumanmu selalu ada untukku Ibu. Hanya demi ilmu aku meninggalkanmu Ibu, sebenarnya aku menyesal akan hal itu. Aku takut jika terjadi apa-apa denganmu. Aku takut Ibu, aku sangat takut. Terkadang aku merasa iri melihat teman-temanku yang selalu didampingi oleh Ibunya. Tapi aku yakin bu, suatu saat kita juga bisa merasakan kebahagiaan seperti yang mereka rasakan.
Tidak ada orang lain yang mencintaiku lebih, selebihmu Ibu. Jatuhnya air matamu hanya bisa ku hapus dengan doa dan hanya engkau yang bisa melakukan apa pun dan dengan apa pun caranya, jika hal itu untuk kebahagiaan anakmu. Entah bagaimana aku membalas semua ini, mungkin hanya surga yang pantas untukmu nanti. Ibu, izinkan aku memeluk hatimu sebentar, agar aku tahu hal apa yang sedang engkau bimbangkan di wajahmu yang sayu. Sejauh apapun kita terpisah, rindu Ibu selalu menjadi jalan pulang. Insya Allah, anakmu akan menjadi anak yang bisa dibanggakan Ibu.
Begitu banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu Ibu, tapi hanya melalui sepucuk surat ini aku bisa mengungkapkan semuanya Ibu. Tidak ada kado special untukmu Ibu. Hanya doa yang mampu anakmu berikan, hanya tangisku sebagai saksi, terima kasih ibu telah menjaga aku dari kecil hingga aku remaja seperti ini

I ALWAYS LOVE YOU MOM, I’M VERY VERY MISS YOU
I LOVE YOU AND HAPPY MOTHER’S DAY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar