Selasa, 11 Desember 2012

My esai



KEINDAHAN PANTAI DAN TAMAN LAUT TANJUNG BIRA
Oleh : Nurul Nutfah
Bulukumba, mungkin sebagian besar dari anda berfikir apa itu? Saat mendengar namanya. Tapi di tempat inilah tersembunyi suatu area yang memesona yaitu Tanjung  Bira. Jika ingin merasakan pemandangan laut seperti kolam yang luas atau pasir pantai yang sangat lembut, Tanjung Bira adalah tempatnya. Tanjung Bira terletak di daerah ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Bulukumba terletak sekitar 200 km dari kota Makassar. Sementara bira yang memesona masih berjarak 40 km dari Bulukumba. Perjalanan dari kota Makassar ke Bulukumba dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum berupa mobil kijang, panter atau innova dengan tarif sebesar Rp 35.000,00. Selanjutnya, dari kota Bulukumba ke Tanjung Bira dapat ditempuh dengan menggunakan mobil pete-pete dengan tarif  berkisar antara Rp 8.000,00 sampai Rp 10.000,00. Total waktu perjalanan dari kota Makassar ke Bulukumba berkisar antara 3 sampai 3,5 jam. Adapun biaya tiket masuk ke lokasi pantai Tanjung Bira yaitu sebesar Rp 5.000,00.
Pantai Tanjung Bira merupakan salah satu aset pariwisata yang sangat berpotensi di Sulawesi selatan. Tanjung Bira atau yang biasa disebut “bali kedua” atau “balinya sulawesi” terkenal dengan pantai pasir putihnya yang bersih dan sangat lembut bagaikan tepung dengan air laut yang bening dan sangat jernih, yang baik untuk berjemur. Disini kita dapat menikmati matahari terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat dengan cahayanya yang berkilau nenbersit. Keindahan eksotik pantai ini membuatnya terkenal hingga ke mancanegara. Sepanjang pantai, pasir putih terhampar demikian luasnya. Banyak wisatawan mancanegara yang rela berjemur hampir seharian menikmati hangatnya matahari dan semilir angin yang melenakan. Wisatawan juga dapat berenang atau sekedar mencelupkan diri merasakan sejuknya air laut serta dapat bermain-main atau berolaraga voli pantai di sana. Turis-turis asing dari berbagai Negara banyak yang berkunjung ke tempat ini untuk berlibur.
Malam hari adalah malam yang romantis di Tanjung Bira. Berbaring di pantai, menikmati suara debur ombak sambil menyaksikan gemerlap bintang merupakan suatu hal yang sangat mengasyikkan, apalagi jika bersama orang-orang tercinta. Menejelang tengah malam, wisatawan biasa berbaur dengan nelayan yang baru kembali melaut. Membeli hasil tangkapan mereka untuk kemudian membakar dan menikmatinya.
Tanjung Bira juga menawarkan jenis penyelaman yang agak berbeda dibandingkan tempat lain di Indonesia. Jenis petualangan bawah laut yang penuh tantangan, dengan lokasi penyelaman bararus ditemani ikan hiu jenis white tip dan black tip yang bersliweran disekitar peselam. Sebagian titik penyelaman disini direkomendasikan bagi peselam-peselam berpengalaman yang menyukai jenis penyelaman yang beresiko karena kondisi arus yang kadang-kadang cukup kuat. Namun demikian, ada pula beberapa titik penyelaman yang dapat diakses dengan mudah oleh peselam pemula. Bira merupakan salah satu tempat yang dengan mudah anda dapat berinteraksi pasif dengan ikan hiu dimana tempat semacam ini sudah sangat jarang di Indonesia. Selain itu, adapula snorkeling di Liukang. Lokasi Liukang Loe persis di depan pantai Tanjung Bira. Dari bibir pantai, pulau ini tampak jelas. Dan untuk mencapai Liukang Loe, anda dapat menyewa perahu motor. Biaya sewanya sekitar Rp 250.000,00. perahu tersebut mampu memuat sekitar sepuluh orang. Perjalanan ke Liukang Loe hanya berkisar 10 menit hingga 15 menit. Pulau yang hanya dihuni beberapa keluarga ini sebenarnya biasa saja. Keistimewaannya justru terletak di perairan di sekitar pulau itu.
Pantai Bira yang sudah terkenal hingga ke mancanegara, kini sudah ditata secara apik menjadi kawasan wisata yang patut diandalkan. Keindahan air lautnya yang jernih dan fasilitas penunjang yang tertata rapi menjadikan pantai ini layak dikunjungi saat jalan-jalan ke Sulawesi selatan. Sekedar berenang di tepian pantai dan berjemur di atas pasirnya yang lembut adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh pengunjung di pantai Tanjung Bira. Aktivitas lainnya yang lebih menantang adalah snorkeling dan diving. Tentu saja ini membutuhkan keahlian khusus dan peralatan khusus pula. Panorama bawah lautnya sangat menakjubkan. Ikan-ikan khas perairan Sulawesi bisa anda lihat di pantai ini. Buat yang hobi fotografi, tentu sangat menyukai kunjungan ke pantai Tanjung Bira karena bisa mendapatkan pemandangan-pemandaangan yang indah serta melihat matahari terbit dan tenggelam dalam satu tempat yang sama. Di pantai Tanjung Bira, selain pulau Liukang anda juga bisa melihat pulau Kambing. Perjalanan ke pulau Kambing dari Tanjung Bira sekitar 15 sampai 20 menit. Bagi pengunjung dapat menempuh pulau Kambing dengan menyewa kapal dengan harga berkisar Rp 200.000,00 hingga Rp 250.000,00. Kapal bisa diisi oleh 8 sampai 10 orang. Pulau Kambing atau yang akrab disebutkan para nelayan sebagai lokasi pulau batu, akan membuat seorang pengunjung menjadi penasaran. Kenapa harus disebut pulau kambing yang tak berpenghuni manusia tersebut?. Ternyata di pulau itu terdapat ratusan kambing yang berkeliaran tanpa pemilik. Kambing-kambing itu dilepas oleh nelayan sebagai persembahan. Mungkin persembahan kepada penghuni lautan agar tak diganggu saat mencari ikan. Tentang kepercayaan ini beberapa orang tidak peduli, juga tak ingin menetangnya. Yang jelas, Dengan pesona bawah lautnya yang eksotis, kehidupan di bawah laut sangat indah dan alami.
Di kawasan wisata Tanjung Bira, angkutan  umum beroperasi hanya sampai sore hari. Jika pengunjung harus kembali ke Kota Makassar pada sore itu juga, di sana  tersedia mobil carteran (sewaan) dengan tarif Rp 500.000,00. Dikawasan wisata pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti, restoran, penginapan, villa, bungalow dan hotel. Dengan tarif mulai dari Rp 100.000,00 hingga Rp 600.000,00 per hari. Di tempat ini juga terdapat pesewaan perlengkapan diving dan snorkeling dengan harga sekitar Rp 30.000,00 per set. Pedagang makanan dan oleh-oleh souvenir khas pantai Tanjung Bira dan sulawesi selatan juga ada.
Bira tidak hanya dikenal karena keindahan pantainya saja, namun ia adalah rumah bagi pembuatan kapal tradisional khas Sulawesi selatan. Mungkin anda pernah mendengar bahwa kapal Nusantara yang telah berlayar melintasi laut Pasifik juga dibuat di sini, yaitu kapal Pinisi yang merupakan kebanggaan orang bugis. Sehingga Bulukumba biasa di juluki sebagai Butta Panrita Lopi yang berarti “Pembuatan kapal (pinisi)”.
Jumlah warga yang melakukan kunjungan ke kawasan Tanjung Bira Bulukumba pada hari libur di perkirakan mencapai 5.000 orang lebih. Jumlah ini termasuk pengunjung dari mancanegara maupun wisatawan lokal lainnya yang datang di 24 Kabupaten di Sulawesi selatan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupdar) Bulukumba Andi Nasruddin mengungkapkan, hampir tiap tahun jumlah pengunjung membludak karena warga lebih memilih melakukan kunjungan atau berlibur ke Bira dibanding objek wisata lainnya yang ada di Sulawesi selatan. “Ini merupakan kebanggan bagi pemerintah setempat karena masyarakat lebih tertarik ke Bira dibanding wisata lain di Sulawesi selatan. Bahkan, warga di Jakarta rela ke Bulukumba hanya karena ingin melihat kelebihan pasir putih. Ini harus dipahami bagi pemerintah supaya segera memberikan perhatian untuk pengembangannya kedepan”, ujarnya.
Nasruddin menambahkan, membludaknya pengunjung tersebut seharusnya berbanding lurus dengan fasilitas yang disiapkan  pemerintah agar pengunjung tahun berikutnya tertarik datang, bukan sebaliknya. “Kalau Pemkab siap menambah fasilitas, saya yakin jumlah pengujung bisa diatas 5.000 orang. Bira memiliki kelebihan lain khususnya pasir putihnya”, ungkapanya.
Dia menyebutknan bahwa adanya fasilitas yang disiapkan di dalam area Tanjung Bira  menjadi penyebab target pengunjung yang diprediksi bisa mencapai puluhan ribu. Makanya, Pemkab harus lebih menyiapakan fasilitas-fasilitas tersebut dengan memberikan anggaran yang memadai demi melengkapi fasilitas pendukung. Mantan Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika (Dishubkominfo) Bulukumba ini menambahkan. Selain itu, pengunjung juga memberikan dampak positif bagi pengusaha penginapan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Bira Bulukumba, Ahmad Nasri mengakui bahwa sebenarnya Bira sangat menarik dan potensi alamnya cukup luar biasa. “Hampir tiap tahun kami bersama keluarga berlibur kesini, saya suka pasir putihnya”, tutur dia.
Namun, salah satu hal yang sangat patut disayangkan yang paling mendasar dari Tanjung Bira adalah dalam hal pengelolaan sampahnya. Hampir di sepanjang pasir dapat di temukan lubang-lubang galian yang dipergunakan sebagai tempat penimbunan sampah.
Oleh pihak pengelola, sampah-sampah yang terdapat di kawasan tersebut kemudian dikumpulkan lalu ditimbun dalam lubang-lubang yang telah tersedia tepat di bibir pantai yang berlapiskan pasir putih tersebut. Dengan harga tiket masuk yang didapatkan dari para pengunjung seharusnya pihak pengelola bisa mengatasi masalah tersebut, namun hingga saat ini kita masih saja menemukan lubang-lubang bekas penimbunan sampah.
Pihak pengelola bisa saja menutup mata dari mirisnya jumlah pendapatan yang diperoleh dari tiket masuk, namun seharusnya pihak pengelola tidak bisa menutup mata terhadap dampak dari penimbunan sampah di sepanjang pantai. Sampah yang ditimbun, apalagi sampah plastik yang ada di dalam tanah bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Jika suatu zat berbahaya telah mencemari tanah, pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air, tanah dan udara di atasanya. Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari akibat-akibat yang lainnya. Contohnya, masalah keindahan pantai yang dapat rusak akibat sampah-sampah yang terkubur kemudian tersapu oleh ombak lalu muncul ke permukaan tanah kemudian tersapu lagi hingga menuju ke lepas pantai. Sehingga hal tersebut menyebabkan pencemaran air  laut yang kalau tidak disadari  akan merusak ekosistem di sekitar perairan.
Oleh karena itu, pihak pengelola harus bisa lebih kreatif dalam masalah pengelolaan sampah ini, Selain untuk mengurangi dampak negatif dan akibat yang ditimbulkannya, ada banyak cara yang bisa digunakan. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang sampah tersebut. Sampah tersebut memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah. Kita bisa pisahkan sampah yang dapat di uraikan mikroorganisme dan sampah yang tidak bisa di uraikan mikroorganisme. Maka bijaklah kita yang memisahkan sampah organik dan anorganik. Sebelum diola, sampah-sampah itu harus dipilah-pilah antara sampah organik dan nonorganik yang salah satunya berupa plastik. Sekiranya hal ini sangat perlu diperhatikan dan segera diambil tindakan dalam pengelolaannya demi kebaikan kita bersama. Dengan tindakan ini, beberapa waktu kedepan kita bisa lebih menikmati keindahan pantai Tanjung Bira.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar