KEINDAHAN PANTAI DAN
TAMAN LAUT TANJUNG BIRA
Oleh : Nurul Nutfah
Bulukumba, mungkin sebagian besar dari
anda berfikir apa itu? Saat mendengar namanya. Tapi di tempat inilah
tersembunyi suatu area yang memesona yaitu Tanjung Bira. Jika ingin merasakan pemandangan laut
seperti kolam yang luas atau pasir pantai yang sangat lembut, Tanjung Bira
adalah tempatnya. Tanjung Bira terletak di daerah ujung paling selatan Provinsi
Sulawesi Selatan tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Bulukumba
terletak sekitar 200 km dari kota Makassar. Sementara bira yang memesona masih
berjarak 40 km dari Bulukumba. Perjalanan dari kota Makassar ke Bulukumba dapat
ditempuh dengan menggunakan angkutan umum berupa mobil kijang, panter atau
innova dengan tarif sebesar Rp 35.000,00. Selanjutnya, dari kota Bulukumba ke Tanjung
Bira dapat ditempuh dengan menggunakan mobil pete-pete dengan tarif berkisar antara Rp 8.000,00 sampai Rp 10.000,00.
Total waktu perjalanan dari kota Makassar ke Bulukumba berkisar antara 3 sampai
3,5 jam. Adapun biaya tiket masuk ke lokasi pantai Tanjung Bira yaitu sebesar
Rp 5.000,00.
Pantai Tanjung Bira merupakan salah satu
aset pariwisata yang sangat berpotensi di Sulawesi selatan. Tanjung Bira atau
yang biasa disebut “bali kedua” atau “balinya sulawesi” terkenal dengan pantai
pasir putihnya yang bersih dan sangat lembut bagaikan tepung dengan air laut
yang bening dan sangat jernih, yang baik untuk berjemur. Disini kita dapat
menikmati matahari terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat dengan
cahayanya yang berkilau nenbersit. Keindahan eksotik pantai ini membuatnya
terkenal hingga ke mancanegara. Sepanjang pantai, pasir putih terhampar
demikian luasnya. Banyak wisatawan mancanegara yang rela berjemur hampir
seharian menikmati hangatnya matahari dan semilir angin yang melenakan.
Wisatawan juga dapat berenang atau sekedar mencelupkan
diri merasakan sejuknya air laut serta dapat bermain-main atau berolaraga voli
pantai di sana. Turis-turis asing dari berbagai Negara banyak yang berkunjung
ke tempat ini untuk berlibur.
Malam
hari adalah malam yang romantis di Tanjung Bira. Berbaring di pantai, menikmati
suara debur ombak sambil menyaksikan gemerlap bintang merupakan suatu hal yang
sangat mengasyikkan, apalagi jika bersama orang-orang tercinta. Menejelang
tengah malam, wisatawan biasa berbaur dengan nelayan yang baru kembali melaut.
Membeli hasil tangkapan mereka untuk kemudian membakar dan menikmatinya.
Tanjung
Bira juga menawarkan jenis penyelaman yang agak berbeda dibandingkan tempat lain di Indonesia. Jenis
petualangan bawah laut yang penuh tantangan, dengan lokasi penyelaman bararus
ditemani ikan hiu jenis white tip dan black tip yang bersliweran disekitar
peselam. Sebagian titik penyelaman disini direkomendasikan bagi peselam-peselam
berpengalaman yang menyukai jenis penyelaman yang beresiko karena kondisi arus
yang kadang-kadang cukup kuat. Namun demikian, ada pula beberapa titik
penyelaman yang dapat diakses dengan mudah oleh peselam pemula. Bira merupakan
salah satu tempat yang dengan mudah anda dapat berinteraksi pasif dengan ikan
hiu dimana tempat semacam ini sudah sangat jarang di Indonesia. Selain itu,
adapula snorkeling di Liukang. Lokasi Liukang Loe persis di depan pantai Tanjung
Bira. Dari bibir pantai, pulau ini tampak jelas. Dan untuk mencapai Liukang
Loe, anda dapat menyewa perahu motor. Biaya sewanya sekitar Rp 250.000,00.
perahu tersebut mampu memuat sekitar sepuluh orang. Perjalanan ke Liukang Loe
hanya berkisar 10 menit hingga 15 menit. Pulau yang hanya dihuni beberapa
keluarga ini sebenarnya biasa saja. Keistimewaannya justru terletak di perairan
di sekitar pulau itu.
Pantai Bira yang sudah terkenal hingga
ke mancanegara, kini sudah ditata secara apik menjadi kawasan wisata yang patut
diandalkan. Keindahan air lautnya yang jernih dan fasilitas penunjang yang
tertata rapi menjadikan pantai ini layak dikunjungi saat jalan-jalan ke
Sulawesi selatan. Sekedar berenang di tepian pantai dan berjemur di atas
pasirnya yang lembut adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh
pengunjung di pantai Tanjung Bira. Aktivitas lainnya yang lebih menantang
adalah snorkeling dan diving. Tentu saja ini membutuhkan keahlian khusus dan
peralatan khusus pula. Panorama bawah lautnya sangat menakjubkan. Ikan-ikan
khas perairan Sulawesi bisa anda lihat di pantai ini. Buat yang hobi fotografi,
tentu sangat menyukai kunjungan ke pantai Tanjung Bira karena bisa mendapatkan pemandangan-pemandaangan
yang indah serta melihat matahari terbit dan tenggelam dalam satu tempat yang
sama. Di pantai Tanjung Bira, selain pulau Liukang anda juga bisa melihat pulau
Kambing. Perjalanan ke pulau Kambing dari Tanjung Bira sekitar 15 sampai 20
menit. Bagi pengunjung dapat menempuh pulau Kambing dengan menyewa kapal dengan
harga berkisar Rp 200.000,00 hingga Rp 250.000,00. Kapal bisa diisi oleh 8
sampai 10 orang. Pulau Kambing atau yang akrab disebutkan para nelayan sebagai
lokasi pulau batu, akan membuat seorang pengunjung menjadi penasaran. Kenapa
harus disebut pulau kambing yang tak berpenghuni manusia tersebut?. Ternyata di
pulau itu terdapat ratusan kambing yang berkeliaran tanpa pemilik. Kambing-kambing
itu dilepas oleh nelayan sebagai persembahan. Mungkin persembahan kepada
penghuni lautan agar tak diganggu saat mencari ikan. Tentang kepercayaan ini
beberapa orang tidak peduli, juga tak ingin menetangnya. Yang jelas, Dengan
pesona bawah lautnya yang eksotis, kehidupan di bawah laut sangat indah dan
alami.
Di
kawasan wisata Tanjung Bira, angkutan umum beroperasi hanya sampai sore
hari. Jika pengunjung harus kembali ke Kota Makassar pada sore itu juga, di
sana tersedia mobil carteran (sewaan) dengan tarif Rp 500.000,00.
Dikawasan wisata pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas
seperti, restoran, penginapan, villa, bungalow dan hotel. Dengan tarif mulai
dari Rp 100.000,00 hingga Rp 600.000,00 per hari. Di tempat ini juga terdapat
pesewaan perlengkapan diving dan snorkeling dengan harga sekitar Rp 30.000,00
per set. Pedagang makanan dan oleh-oleh souvenir khas pantai Tanjung Bira dan
sulawesi selatan juga ada.
Bira tidak hanya dikenal karena
keindahan pantainya saja, namun ia adalah rumah bagi pembuatan kapal
tradisional khas Sulawesi selatan. Mungkin anda pernah mendengar bahwa kapal
Nusantara yang telah berlayar melintasi laut Pasifik juga dibuat di sini, yaitu
kapal Pinisi yang merupakan kebanggaan orang bugis. Sehingga Bulukumba biasa di
juluki sebagai Butta Panrita Lopi yang berarti “Pembuatan kapal (pinisi)”.
Jumlah
warga yang melakukan kunjungan ke kawasan Tanjung Bira Bulukumba pada hari
libur di perkirakan mencapai 5.000 orang lebih. Jumlah ini termasuk pengunjung
dari mancanegara maupun wisatawan lokal lainnya yang datang di 24 Kabupaten di
Sulawesi selatan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupdar) Bulukumba
Andi Nasruddin mengungkapkan, hampir tiap tahun jumlah pengunjung membludak
karena warga lebih memilih melakukan kunjungan atau berlibur ke Bira dibanding
objek wisata lainnya yang ada di Sulawesi selatan. “Ini merupakan kebanggan bagi
pemerintah setempat karena masyarakat lebih tertarik ke Bira dibanding wisata
lain di Sulawesi selatan. Bahkan, warga di Jakarta rela ke Bulukumba hanya
karena ingin melihat kelebihan pasir putih. Ini harus dipahami bagi pemerintah
supaya segera memberikan perhatian untuk pengembangannya kedepan”, ujarnya.
Nasruddin menambahkan, membludaknya
pengunjung tersebut seharusnya berbanding lurus dengan fasilitas yang
disiapkan pemerintah agar pengunjung
tahun berikutnya tertarik datang, bukan sebaliknya. “Kalau Pemkab siap menambah
fasilitas, saya yakin jumlah pengujung bisa diatas 5.000 orang. Bira memiliki
kelebihan lain khususnya pasir putihnya”, ungkapanya.
Dia menyebutknan bahwa adanya
fasilitas yang disiapkan di dalam area Tanjung Bira menjadi penyebab target pengunjung yang
diprediksi bisa mencapai puluhan ribu. Makanya, Pemkab harus lebih menyiapakan
fasilitas-fasilitas tersebut dengan memberikan anggaran yang memadai demi
melengkapi fasilitas pendukung. Mantan Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika
(Dishubkominfo) Bulukumba ini menambahkan. Selain itu, pengunjung juga
memberikan dampak positif bagi pengusaha penginapan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung
Bira Bulukumba, Ahmad Nasri mengakui bahwa sebenarnya Bira sangat menarik dan
potensi alamnya cukup luar biasa. “Hampir tiap tahun kami bersama keluarga
berlibur kesini, saya suka pasir putihnya”, tutur dia.
Namun, salah
satu hal yang sangat patut disayangkan yang paling mendasar dari Tanjung Bira
adalah dalam hal pengelolaan sampahnya. Hampir di sepanjang pasir dapat di
temukan lubang-lubang galian yang dipergunakan sebagai tempat penimbunan sampah.
Oleh pihak
pengelola, sampah-sampah yang terdapat di kawasan tersebut kemudian dikumpulkan
lalu ditimbun dalam lubang-lubang yang telah tersedia tepat di bibir pantai
yang berlapiskan pasir putih tersebut. Dengan harga tiket masuk yang didapatkan
dari para pengunjung seharusnya pihak pengelola bisa mengatasi masalah
tersebut, namun hingga saat ini kita masih saja menemukan lubang-lubang bekas
penimbunan sampah.
Pihak
pengelola bisa saja menutup mata dari mirisnya jumlah pendapatan yang diperoleh
dari tiket masuk, namun seharusnya pihak pengelola tidak bisa menutup mata
terhadap dampak dari penimbunan sampah di sepanjang pantai. Sampah yang
ditimbun, apalagi sampah plastik yang ada di dalam tanah bisa mencemari
lingkungan dan membahayakan kesehatan. Jika suatu zat berbahaya telah mencemari
tanah, pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air, tanah dan udara di
atasanya. Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari akibat-akibat yang lainnya.
Contohnya, masalah keindahan pantai yang dapat rusak akibat sampah-sampah yang
terkubur kemudian tersapu oleh ombak lalu muncul ke permukaan tanah kemudian
tersapu lagi hingga menuju ke lepas pantai. Sehingga hal tersebut menyebabkan
pencemaran air laut yang kalau tidak
disadari akan merusak ekosistem di
sekitar perairan.
Oleh karena
itu, pihak pengelola harus bisa lebih kreatif dalam masalah pengelolaan sampah ini,
Selain untuk mengurangi dampak negatif dan akibat yang ditimbulkannya, ada
banyak cara yang bisa digunakan. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang
sampah tersebut. Sampah tersebut memerlukan penanganan khusus agar tidak
mencemari tanah. Kita bisa pisahkan sampah yang dapat di uraikan mikroorganisme
dan sampah yang tidak bisa di uraikan mikroorganisme. Maka bijaklah kita yang
memisahkan sampah organik dan anorganik. Sebelum diola, sampah-sampah itu harus
dipilah-pilah antara sampah organik dan nonorganik yang salah satunya berupa
plastik. Sekiranya hal ini sangat perlu diperhatikan dan segera diambil
tindakan dalam pengelolaannya demi kebaikan kita bersama. Dengan tindakan ini,
beberapa waktu kedepan kita bisa lebih menikmati keindahan pantai Tanjung Bira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar